Mohdi Yulianto Prabowo, S.Pd., Gr. selaku salah satu pengajar praktik pendidikan guru penggerak angkatan 11 Kabupaten Tuban telah melaksanakan pendampingan individu 1 bagi guru-guru penggerak di kelas 305a pada tanggal 11-19 Juli 2024. Pendampingan ini difokuskan pada rencana tindak lanjut pembelajaran PGP pasca lokakarya orientasi dan pembuatan kerangka portofolio digital.
“Pendampingan individu ini bertujuan untuk membekali guru penggerak dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing. Melalui pendampingan, diharapkan guru penggerak dapat menciptakan lingkungan belajar yang aktif, inovatif, dan menyenangkan.”
Pendampingan dilaksanakan secara tatap muka dengan mengikuti jadwal yang telah ditentukan dan disepakati bersama CGP, yaitu:
- Sabtu, 13 Juli 2024: Sarti, S.Pd. (TK Dharma Wanita)
- Senin, 15 Juli 2024: Siti Yulianti, S.Pd. (UPT SD Negeri Mulyoagung II)
- Selasa, 16 Juli 2024: Mohammad Mastukin, S.Pd. (SMK Negeri 1 Singgahan)
- Rabu, 17 Juli 2024: Dwi Ratna Mustikawati, S.Pd.SD (UPT SD Negeri Mulyoagung II)
- Kamis, 18 Juli 2024: Sugiharto, S.Pd. (SMK Negeri 1 Singgahan)
- Jumat, 19 Juli 2024: Jumini, S.Pd. (UPT SD Negeri Mulyoagung II)
Salah satu fokus utama pendampingan individu ini adalah pada analisis mendalam terhadap rencana pembelajaran yang telah disusun oleh para guru penggerak. Setiap rencana pembelajaran dievaluasi secara cermat untuk memastikan keselarasan dengan prinsip-prinsip pembelajaran aktif dan berpusat pada peserta didik. Melalui proses ini, guru-guru mendapatkan umpan balik yang konstruktif terkait desain pembelajaran, pemilihan metode, dan penggunaan media yang tepat. Tujuannya adalah untuk membantu guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa.
Pendampingan juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan portofolio digital sebagai bukti otentik capaian pembelajaran guru penggerak. Dengan bimbingan yang intensif, guru-guru dibimbing dalam menyusun dan melengkapi portofolio digital mereka. Mulai dari pemilihan dokumen yang relevan, seperti rencana pembelajaran, refleksi diri, hasil karya siswa, hingga cara menyajikannya secara menarik dan informatif. Proses ini tidak hanya membantu guru dalam mengorganisir dokumen-dokumen penting, tetapi juga mendorong mereka untuk merefleksikan praktik pembelajaran mereka secara terus-menerus.
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif, pendampingan ini juga memfasilitasi diskusi dan refleksi bersama. Melalui forum diskusi, guru-guru dapat berbagi pengalaman, ide-ide inovatif, serta tantangan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Diskusi ini tidak hanya bermanfaat untuk memperkaya wawasan, tetapi juga memberikan dukungan emosional bagi guru-guru. Selain itu, proses refleksi yang terstruktur membantu guru dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan merumuskan langkah-langkah perbaikan.
Hasil pendampingan individu 1 terlihat pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Guru-guru telah mampu merancang kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan siswa. Penggunaan berbagai metode pembelajaran aktif, seperti diskusi kelompok, proyek berbasis masalah, dan pembelajaran kooperatif, semakin bervariasi. Hal ini berdampak positif pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar yang lebih baik.
“Salah satu tantangan dalam pendampingan adalah membantu guru penggerak untuk keluar dari zona nyaman mereka dan berani mencoba hal-hal baru. Namun, dengan dukungan dan motivasi yang tepat, saya yakin guru-guru penggerak ini mampu mencapai hasil yang luar biasa.”